aldanpost - Bersama Ketahui Lebih Dalam Kisah Hidup Kyai Hamid Secara Singkat! Memiliki nama orang yang Anda ingat dalam hidup ini tentunya merupakan hal yang sangat wajar. Kami pastikan selain nama teman, ada beberapa nama lain yang hanya Anda ingat tanpa pernah bertemu. Benar sekali, nama tersebut tentunya merupakan seseorang yang Anda kenang karena jasanya hingga perubahan besar yang ia bawakan dalam bidang yang ada.
Oleh karena itu, dalam laman ini, kami akan menjelaskan salah satu tokoh agama yang sangat terkenal. Tidak sedikit dari Anda yang menjadi umat muslim mengenal tokoh ini dengan baik. Benar sekali, saat ini tokoh ini memang menjadi seseorang yang hanya dapat Anda kenang saja. Akan tetapi, jasa yang besar tentunya membuat Anda ingin mengenal lebih dalam perjalanan hidupnya. Maka karena itu, kini merupakan saat menyimak dan ketahui ini, ya!. simak juga tentang Penyamaran Syekh Nawawi Al Bantani dilakukan
![]() |
Kisah hidup Kyai Hamid |
Inilah Kisah Hidup Kyai Hamid Saat Kecil
Sesuai dugaan Anda,
tokoh ini Anda kenal dengan nama Kyai Hamid. Kisah hidup Kyai Hamid ini
merupakan perjalanan yang dimulai saat ia dilahirkan pada tanggal 22 November.
Tokoh ini memang terkenal sebagai salah satu ulama yang populer di Jawa Timur.
Akan tetapi, pada kenyataannya tokoh ini bukanlah ulama yang lahir di Jawa
Timur. Hal ini disebabkan tokoh ini lahir di Dukuh Suwerkepel, Jawa Tengah.
Tokoh ini saat lahir
tidak dikenal dengan nama Kyai Hamid. Akan tetapi, tokoh ini dikenal dengan
nama Abdul Mu'thi. Latar belakang keluarga ini memang telah sangat baik dalam
bidang agama. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat orangtuanya yang
merupakan pendakwah. Akan tetapi, karakter tokoh ini saat kecil tidak sesuai
dengan yang Anda bayangkan. Kami pastikan karakter ini akan membuat tidak
sedikit dari Anda terkejut.
Tepat sekali, hal ini
dikarenakan tokoh ini cenderung nakal dan tidak menurut. Bahkan, di kalangan
masyarakat ia dikenal dengan nama Bedudul. Nama ini memang merupakan nama yang
berasal dari singkatan Abdul. Akan tetapi, panggilan tersebut sekalian hadir
karena sikapanya yang nakal. Ia dikenal dengan sikap yang suka mengganggu
masyarakat yang mayoritasnya adalah orang Tionghoa.
Oleh karena itu, tidak
sedikit pula ia mendapati aparat hindia Belanda mencarinya karena menganggu
ketentraman. Akan tetapi, tokoh dengan nama Abdul ini selalu dapat lolos dari
aparat ini. Selain suka menjaili warga, tokoh ini sering bermain bola dan
layangan di luar rumah. Hal ini tentunya membuat orangtuanya khawatir. Sebab
itu, pada umur 12 tahun ia dimasukkan ke pesantren untuk menempuh pendidikan
lanjut.
Pada tempat ini, tokoh
yang saat ini dikenal dengan nama Abdul Hamid ini menjadi seseorang yang
berkepribadian lebih baik. Ia belajar di tempat pendidikan agama ini selama
tiga tahun. Setelah itu, ia memutuskan untuk berangkat haji bersama kakeknya.
Pada tempat ini, ia mendapatkan lebih banyak pengalaman dan pengajaran lagi.
Maka karena itu, ia mulai memutuskan untuk semakin mendalami bidang agama ini.
Semua dari Anda yang
menyangka bahwa selepas pulangnya dari tempat suci ini, tokoh dengan panggilan
Kyai Hamid ini tidak lagi belajar, maka Anda salah. Hal ini disebabkan tokoh
ini kembali menempuh pendidikannya selama waktu yang cukup lama. Hingga
akhirnya, ia memutuskan untuk menikah pada umurnya dua puluh dua tahun. Hal ini
terjadi setelah dia menyelesaikan pendidikan agamanya selama dua belas tahun.
Pernikahan Kyai Hamid
Anda harus tau kalau
kisah hidupnya tidak hanya berakhir dalam masa kecil. Sudah pasti ada masa
dewasa dimana ia mempunyai banyak orang terkasih dalam hidupnya. Tentu saja, kisah
hidup Kyai Hamid yang dikenal dengan nama lahir Abdul Mu'thi ini berlanjut
pada masa kembalinya ia dari pembelajarannya.
Tentu saja, setelah
belajar selama dua belas tahun dengan kualitas pembelajaran terbaik di
Pesantren Termas Pacitan. Ia kembali untuk menikah dengan Nifasah, gadis yang
dijodohkan saat usianya lima belas tahun. Pernikahan ini terjadi pada tanggal
12 di bulan 9 pada tahun 1940. Nafisah sendiri merupakan putri dari pamannya
melalui pihak ibu.
Pernikahan ini memang lancar
tetapi sempat ada sedikit masalah. Masalah ini sebenarnya dapat dikatakan
sebagai masalah yang cukup kecil. Hanya keterlambatan dalam proses pernikahan.
Pernikahan ini juga berlokasi di Masjid Jami. Pastinya, masjid ini merupakan
Masjid Agung Al-Anwar sekarang.
Hal ini tidak sesuai
dengan jadwal pernikahan karena adanya keterlambatan. Pihak pengantin pria
sendiri datang terlambat karena berziarah lebih dulu ke makam para wali. Tentu
saja, hal ini merupakan kegiatan yang baik. Namun, ada banyak orang yang harus
pamit undur diri jauh lebih dulu karena punya beragam kegiatan yang berbeda
satu dengan yang lainnya.
Kisah hidup Kyai Hamid dalam
bagian pernikahan ini tentu menjadi hal yang sangat penting. Karena
keterlambatan kehadiran pihak pria sendiri, akhirnya akad nikah terjadi pada
sore hari. Tidak hanya itu saja, ada beberapa kerabat yang menyaksikan acara
ini karena tamu hanya ikut pada acara syukuran saja. Ziarah yang menjadi alasan
telat ini karena Kyai Haji Ma'shum mengajak rombongan pergi lebih dulu.
Setelah pernikahan, ia
tidak tinggal sendiri. Mereka tinggal di rumah Kyai Haji Ahmad Qusyairi yang
merupakan ayah dari Nafisah. Rumah mereka ini ada di Kebonsari. Pastinya, di
komplek Pesantren Salafiyah Pasuruan. Sayangnya, mereka tidak tinggal dalam
waktu yang lama di rumah ini. Alasan yang jelas adalah karena Kyai Haji Ahmad
Qusyairi memutuskan untuk pindah rumah.
Pada tahun 1945 an,
mereka kemudian membiasakan untuk hidup mandiri. Kehidupan ini cukup
menyulitkan dimana mereka harus berusaha lebih keras untuk menghidupi diri
sendiri. Namun, Kyai Hamid juga tidak pernah mengeluh akan hidupnya yang cukup
sulit. Ia bahkan pernah berdagang sepeda untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak hanya itu saja,
ia juga pernah berjualan kelapa dan juga kedelai untuk mendapatkan uang. Ia
juga sempat menyewa sawah. Hal lain yang ia lakukan adalah berdagang suku
cadang dokar. Selama ia dapat meraih keuntungan dengan cara yang halal. Kyai
Hamid sendiri tidak ada masalah sama sekali dengan pekerjaan tersebut.
Wafatnya Kyai Hamid
Hal lain yang terjadi
ada pada kisah kematiannya. Ia meninggal karena penyakit yang selama ini tidak
diceritakan. Ia sempat mendapatkan perawatan di RSI Surabaya saat tiba-tiba
jatuh. Ternyata, hasil mengatakan kalau ia mengalami jantung bengkak yang
parah. Selain itu, kondisi ginjal dan juga livernya yang rusak. Ia kemudian
meninggal pada umur 70 tahun. Ia meninggal tepat pada tanggal 25 Desember 1982.
Sangat disayangkan
karena ia meninggal akibat penyakit yang tidak diobati. Ia dimakamkan di Masjid
Agung Al-Anwar yang juga dijadikan sebagai tempat wisata sekarang ini. Ada kisah hidup Kyai Hamid lainnya yang
harus Anda ketahui.
Posting Komentar