Cerita Tentang Kyai Haji Gus Miek
aldanpost - Cerita Tentang Kyai Haji Gus Miek! Hamim Tohari Djazuli, sering dipanggil sebagai Gus Miek. Gus Miek lahir di Kediri. Kediri adalah suatu tempat yang dapat Anda temukan di Jawa Timur. Gus Miek lahir pada tanggal tujuh belas agustus tahun seribu sembilan ratus empat puluh di Surabaya. Gus Miek meninggal pada tanggal lima juni tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga.
Gus Miek adalah
putra dari Kyai Haji Jazuli Utsman. Kyai Haji Jazuli Utsman merupakan pengasuh
yang mengasuh di pondok pesantren Al-Falah, di Kediri, Jawa Timur. Beliau
terkenal dengan seorang wali yang memiliki banyak kelebihan.
![]() |
Kyai Haji Gus Miek |
Masa Kecil Dari Kyai Haji Gus Miek Dan Pendidikan Awal
Amiek dikenal
dengan nama Kyai Haji Gus Miek. Beliau adalah putra ketiga dari enam
bersaudara dari pasangan Kyai Haji Utsman dan Nyai Rodhiyah. Amiek lebih sering
dipanggil dengan nama Gus Miek lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya di
Kediri. Beliau tinggal di lingkungan bekas kantor penghulu yang telah ditebus
oleh kedua orang tuanya dengan biaya tujuh puluh satu golden.
Beliau yang
masih kecil adalah sosok pendiam dan suka menyendiri. Tapi, berbeda dengan
saudara saudaranya dan teman temannya lebih senang mendekati ibunya atau
Santri. Hal ini dapat Anda lihat bila seluruh keluarganya berkumpul, ia selalu
mengambil tempat yang paling jauh dari keluarganya. Gus Miek atau Amiek juga
terkenal akan suara merdu dalam membacakan ayat-ayat di Alquran
Lalu, pada masa
kecil Amiek menempuh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat atau SR. Namun tidak
sampai selesai karena beliau sering tidak masuk ke pendidikan awalnya. Dalam
belajar membaca Al-qur’an, Ia langsung dibimbing oleh ibunya. Kemudian ia
diserahkan kepada seorang Ustadz. Ustadz tersebut terkenal dengan nama Ustadz
Hamzah.
Sedangkan, pengajaran dalam pendidikan belajar kitab, Kyai Haji Gus Miek dan saudara saudaranya dibimbing langsung oleh ayahnya. Pada umur sembilan tahun, Amiek telah mengenali beberapa Ulama Ulama besar. Beberapa ulama besar yang ia kenali antara lain Kyai Haji Mubasyir Mundzir, Kyai Haji Mas’ud Pagerwojo, Sidoarjo, dan Kyai Haji Hamid, Pasuruan. Ketika beliau berkunjung ke rumah Kyai Haji Gus Ud di Sidoarjo.
Lalu, untuk
pertama kalinya Gus Miek bertemu dengan seorang Kyai Haji Ahmad Siddiq yang
pada saat itu menjabat sebagai sekretaris pribadi Kyai Haji Wahid Hasyim. Kyai
Haji Ahmad Siddiq inilah orang yang kelak menentang tradisi sufi dari Gus Miek
namun beliau juga yang kelak menjadi kawan karibnya di Dzikrul Ghofilin.
Gus Miek Belajar Di Pesantren Lirboyo
Pada usia tiga
belas tahunnya, Gus Miek melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Lirboyo.
Pondok pesantren Lirboyo ini dapat ditemukan di Kediri. Setelah itu Kyai Haji
Mahrus Ali datang untuk menjemputnya di Ploso untuk meminta pembelajaran di
pondok pesantren asuhan Kyai Haji Mahrus Ali tersebut. Namun, pendidikannya di
pondok pesantren yang satu ini hanya dapat bertahan selama enam belas hari
saja.
Sehingga Gus
Miek kembali ke Ploso. Kepulangan Kyai Haji Gus Miek yang mendadak ke
pondok pesantren Ploso membuat orang tuanya resah. Mengapa seperti itu? Karena
beliau tidak mau melanjutkan pendidikannya di pesantren Lirboyo. Namun, Amiek
tetap mampu untuk menunjukkan hasil ia belajarnya di pesantren Lirboyo. Mengapa
seperti itu? Karena beliau melakukannya dengan bersungguh sungguh.
Ia membuktikan
kepada kedua orang tuanya dengan cara menggantikan semua jadwal pengajian yang
biasa dilakukan oleh ayahnya di pondok pesantren Ploso. Gus Miek mengajarkan
berbagai kitab kepada para santri, yakni tentang kitab fiqh tingkat dasar kitab
fiqh tingkat menengah. Ia juga mengajarkan kitab ushul fiqh, kitab hadis untuk
lelaki, kitab hadis untuk perempuan, dan masih banyak lagi.
Setelah beliau
menunjukan kemampuannya terhadap kedua orang tuanya, beberapa bulan kemudian
setelah ia menunjukkan kemampuannya beliau memutuskan untuk kembali belajar di
pesantren Lirboyo. Di pesantren ini beliau cukup rajin dalam mengikuti
pembelajaran yang ada. Namun, beliau tetap saja mempunyai kebiasaan yang sangat
sulit dihilangkan sejak di pesantren Ploso.
Mungkin beberapa
orang dari Anda bertanya tanya tentang kebiasaan apa yang dimiliki oleh Kyai
Haji Gus Miek? Kebiasaan ini dapat Anda lihat saat santri lain sedang sibuk
mengaji, beliau hanya tidur dan meletakkan kitabnya di atas meja. Meskipun
demikian, ketika gurunya mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi
yang telah disampaikan, Gus Miek selalu dapat menjawab dan mengerti segala
pertanyaan dengan tepat.
Di pondok
pesantren Lirboyo ada beberapa santri yang dekat dengan Amiek salah satunya
adalah Abdul Zaini dari Gresik. Selain itu, Amiek juga dekat dengan Abdul Ro'uf
yang ditugaskan untuk memasak, Abdullah dari Magelang, Gus Idris, dan Gus
Fatkhurrohman. Perkenalan dengan Abdullah membuat Gus Miek meninggalkan pondok
pesantren Lirboyo dan pindah ke Magelang.
Lalu, pada umur
empat belas, Gus Miek pergi ke pondok pesantren asuhan Kyai Haji Dalhar.
Mungkin beberapa orang bertanya tentang dimana pondok pesantren tersebut dapat
ditemukan? Pondok pesantren tersebut dapat Anda temukan di Watucungol.
Watucungol berasal dari Magelang. Lebih tepatnya di Jawa tengah. Ini merupakan
lokasi dari pondok pesantren tersebut.
Keluarga Gus Miek Dan Wafatnya Gus Miek
Pada tahun
seribu sembilan ratus enam puluh, Kyai Haji Gus Miek melepas masa
lajangnya dengan menikahi seorang wanita yang dikenal dengan nama Zaenab.
Zaenab sendiri merupakan putri dari Kyai Haji Karangtares. Namun, tidak
berakhir bahagia karena keduanya memutuskan jalan masing-masing. Akhirnya, ia
menikahi gadis lainnya bernama Lilik Suyati hari Setogendong.
Pernikahan ini
dilaksanakan atas saran yang diberikan oleh Kyai Haji Dalhar dan disetujui oleh
Kyai Haji Mubasyir Mundzir, salah satu guru Gus Miek. Gadis inilah yang menurut
gurunya akan sanggup mendampingi hidupnya dengan melihat tradisi dan kebiasaan
dari Gus Miek untuk berdakwah ke luar rumah.
Pada awalnya
beliau dengan gadis dari Setogendong itu ditentang oleh kedua orang tuanya.
Tetapi, setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya pernikahan Gus Miek
dan Lilik Suyati disetujui. Ini juga menjadi salah satu bagian perjuangan
keduanya dalam urusan cinta hingga mempunyai beberapa buah hati.
Amiek merupakan
Ulama besar yang diteladani oleh banyak orang. Mengapa seperti itu? Karena Kyau
Haji Gus Miek terkenal dengan pejuang agama yang tangguh. Oleh karena itu,
banyak orang ingin mengikuti. Baca lebih banyak kisahnya dan ambil hikmah yang
tepat untuk hidup.
Dengan membaca
maupun mendengarkan Alquran, Gus Miek merasa dirinya memiliki ketenangan dan
tampak sedang berdialog dengan Tuhan yang maha esa. Seperti yang kami katakan
di awal artikel Gus Miek wafat pada tanggal lima juni pada tahun 1993.
Namun, jelas sekali kalau semua
perjuangannya tidak akan ditinggalkan begitu saja.
Ini merupakan
cerita singkat tentang Kyai Haji Gus Miek. Gus Miek merupakan Ulama
besar yang diteladani oleh banyak orang. Mengapa seperti itu? Karena Gus Miek
terkenal dengan pejuang agama yang tangguh. Oleh karena itu, banyak orang ingin
mengikuti Gus Miek. Baca lebih banyak kisahnya dan ambil hikmah yang tepat
untuk hidup.
Posting Komentar untuk "Cerita Tentang Kyai Haji Gus Miek"