aldanpost - Fakta Mbah Kyai Hamid Pasuruan : Sosok Ulama Kharismatik - Kyai Hamid Pasuruan adalah salah satu sosok ulama kharismatik yang memiliki kedalaman ilmu, keluhuran budi, serta kemakrifatan nya. Bahkan setiap tahunnya, masyarakat di berbagai penjuru Indonesia datang ke acara haul ulama besar ini sejak beberapa hari sebelum pelaksanaan haul KH Hamid Pasuruan.
Adapun
sejumlah jamaah haul sudah mulai berdatangan ke Kota Pasuruan untuk menyambut
acara tersebut. Anda mungkin beranggapan bahwa Mbah Kyai Hamid dengan nisbah
“Pasuruan” juga dilahirkan di sana. Tapi beliau bukanlah kelahiran Kota
Pasuruan, melainkan lahir di Lasem, Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
![]() |
Mbah Kyai Hamid Pasuruan |
Beberapa Fakta Biografi Mbah Kyai Hamid Pasuruan
Biografi KH. Abdul Hamid
Mbah Kyai Hamid Pasuruan atau yang bernama Kyai Haji Abdul Hamid merupakan seorang ulama sufi yang lahir pada tahun 1333 H di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Beliau menempuh pendidikan di beberapa pesantren, di antaranya seperti berikut.
- Pesantren Talangsari Jember
- Pesantren Kasingan Rembang Jawa Tengah
- Pesantren Termas, Pacitan, Jawa Timur
Setelah
menempuh pendidikan yang cukup lama, beliau akhirnya mengabdikan diri menjadi
pengasuh di Pesantren Salafiyah, Pasuruan. Kyai Hamid sendiri adalah anak ke 3
dari 17 bersaudara, serta 5 di antaranya adalah saudara seibu.
Ayah
Hamid adalah Kyai Umar yang merupakan seorang ulama di Lasem dengan seorang ibu
yang merupakan anak dari Kyai Shiddiq. Sejak kecil, Hamid muda memang sudah
hidup dan dibesarkan di tengah-tengah kehidupan pesantren. Beliau wafat pada
tanggal 25 Desember 1985.
Kesan Sosok Kyai Hamid
Gus
Mus adalah seorang ulama yang mengenal secara pribadi seperti apa sosok Kyai
Abdul Hamid dan memiliki kesan atas pribadinya. Saat remaja, beliau pernah
diajak sang ayah untuk pergi ke tempat Kyai Hamid dan saat itulah Gus Mus muda
melihat beliau.
Gus
Mus melihat wajah Mbah Kyai Hamid
Pasuruan yang begitu rupawan dengan rona ke-Arab-Arab an dalam wajah yang
dilihatnya. Mata beliau tampak begitu teduh, mulut yang senantiasa tersenyum,
serta penuh kedamaian bila berada di
dekat beliau.
Memiliki Karomah Wujud Serupa di Tempat Lain
Kiai
Abdul Hamid memiliki karomah yang dipercaya oleh banyak warga Pasuruan, di mana
beliau dapat berada di tempat lain dengan wujud serupa dalam satu waktu. Hal
ini dibuktikan oleh Habib Baqir yang merasa kaget dengan orang yang terlihat
seperti KH Abdul Hamid.
Karena
sejatinya orang tersebut bukanlah sang Kiai, namun sesosok gaib yang menyerupai
beliau. Habib Baqir kemudian mencari keberadaan KH Abdul Hamid yang, namun
setelah diselidiki dengan ilmu kanuragan Habib Baqir justru terkejut karena
tengah berada di Tanah Suci Mekkah.
Sosok yang Senantiasa Membantu Saudara Seiman
Kyai
Hamid memiliki karomah lain, yakni senantiasa membantu saudara seiman yang
berada dalam kesusahan. Hal ini terjadi ketika Asmawi, santri Kyai Hamid yang
diharuskan melunasi hutang pada panitia pembangunan masjid karena sudah jatuh
tempo. Santri tersebut mengadukan masalahnya kepada Kyai Hamid yang akhirnya
dibantu hingga lunas.
Membaca Keinginan Umat
Said
Ahmad dan santri lainnya seolah ingin menguji kewalian Kyai Hamid yang telah
kesohor, di mana beliau ingin tahu apakah kyai tahu bahwa dia ingin diberikan
makanan. Ternyata niatnya berhasil dan kyai tahu bahwa keinginannya untuk
diberikan makan dipenuhi.
Kyai
Hamid mengajaknya untuk masuk ke ruang tengah dan di sana sudah ada hidangan
tersaji. Sejak saat itulah dia percaya, malau Kiai Hamid memang merupakan
seorang wali. Hal ini kemudian dipercaya oleh para santri santrinya maupun para
pengikutnya.
Ulama Paripurna yang Mengamalkan dan Mengajarkan lmunya secara Tekun
Banyak
orang alim atau bahkan para ulama yang tidak mengajarkan ilmu maupun
pengetahuan yang dimilikinya secara tekun bagi orang lain. Bahkan tidak sedikit
pula yang juga tidak mengamalkan ilmunya meski untuk dirinya senduri. Meski
begitu, ada lebih banyak lagi para alim yang tidak secara maksimal dalam
mengajarkan atau pun mengamalkan ilmu dan pengetahuannya tersebut.
Contohnya
saja banyak kyai yang menguasai dan memiliki ilmu di bidang bahasa maupun
sastra. Seperti halnya ilmu Nahwu, sharaf, Balaghah, Arudl, dan berbagai ilmu
lainnya. Meski memiliki penguasaan ilmu yang baik, tetapi sangat jarang di
antara mereka yang mau untuk mengamalkan atau mengajarkannya. Terutama untuk
membuat karya sastra sendiri.
Kyai Hamid Bukanlah Wali Tiban
Pernyataan
mengenai Mbah Kyai Hamid Pasuruan
bukanlah kyai kagetan atau kyai tiban memang benar adanya. Lantaran ada proses
yang berlangsung panjang dalam membentuk seorang santri yang hebat seperti
Abdul Mu’thi hingga menjadi Kyai Abdul Hamid.
Kyai Hamid memiliki ketekunan dalam mengasah pikir, yaitu dengan cara menimba ilmu. Kyai Hamid terkenal dengan perjuangannya dalam mencemerlang kan batin melalui penerapan ilmu dalam banyak hal. Di antaranya saja seperti melalui,
- Amal dan mujahadah
- Kesabaran dalam pencapaian kearifan seorang ulama
- Terus belajar dari pergaulannya secara meluas
- Pengalaman yang dihayati.
Inilah
sebabnya mengapa beliau mampu menjadi seorang kyai yang mutabahhir. Beliau juga
penuh kearifan, pengertian yang tinggi terhadap sesama, serta bukanlah
merupakan seorang wali kagetan.
Kyai Hamid Berusaha Melawan Nafsu
Beliau
adalah kyai yang suka berpakaian dan bersorban serba putih, sehingga
penampilannya selalu terlihat rapi dan juga tidak kedodoran. Bukan pakaian
mahal berkualitas terbaik yang digunakannya, serta bisa dibilang berkualitas
rendah karena Kiai Hamid bukanlah orang yang suka mengumbar nafsu.
Sebaliknya,
kyai selalu berusaha melawan nafsu dan malah pernah berniat untuk mengekang
nafsu dengan tidak memakan nasi atau tirakat. Bahkan sudah berkali kali Kyai
Hamid ditawari mobil Mercedez oleh seorang ulama bernama H. Abdul Hamid. Beliau
adalah seorang yang kaya di kota Malang.
Meski
begitu, Kyai Hamid terus menerus menolaknya dengan halus agar tidak membuatnya
kecewa. Kyai Hamid mengatakan jika beliau akan menghubunginya sewaktu-waktu
ketika memang sudah membutuhkan mobil tersebut. Sikap darinKiai Hamid ini
merupakan bentuk dari ajaran idkhalus surur atau yang artinya menyenangkan
orang lain.
Sikap
ini seperti yang dianjurkan oleh Nabi, sehingga orang lain tidak merasa kecewa.
Selain itu, beliau juga selalu datang ketika mendapatkan undangan di manapun
dan oleh siapapun demi menghormati orang lain. Sikap sosial Kyai Hamid ini juga
terbentuk oleh ajaran yang dipahami secara sederhana berkaitan dengan
kepedulian sosial islam pada kaum du’afa.
Hal
ini kerap diwujudkan dalam bentuk pemberian sedekah dan perilaku baik lainnya.
Sosok ulama yang kharismatik memang bisa kita lihat melalui seorang Kiai Hamid.
Beliau sudah menerapkan penghayatan dan pengamalan ilmu keagamaan sejak masih
nyantri, serta melalui pergaulan yang luas untuk membangun pribadi yang baik.
Perjalanan
yang beliau lalui sudah membentuknya menjadi seorang manusia utuh yang
menghargai manusia lain, meski sudah menyandang gelar ulama. Melalui seluruh
perjalanan hidup dan ilmu yang dipelajari beliau, Mbah Kyai Hamid Pasuruan
telah melahirkan kearifan yang kini sudah semakin sulit dijumpai di kalangan
tokoh alim maupun ulama.
Posting Komentar