Sejarah Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri Dalam Dunia Politik
aldanpost - Sejarah Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri Dalam Pergerakan Nahdlatul Ulama (NU) -Mengulas sejarah tentunya akan memberikan sebuah kenangan. Lepas dari apa yang ingin kita kenang, maka itulah yang kita kerjakan. Tak lain dengan sosok Kyai Bisri Syansuri, yang mempunyai banyak sekali hal positif yang dapat kita kenang bahkan kita teladani.
Siapa yang kenal sosok beliau. Beliau adalah Kyai Bisri
Syamsuri. Dilahirkan di Desa Tayu Wetan Kota Pati Jawa Timur. Tepatnya pada
tanggal 23 agustus 1887 atau 5 Dzulhijjah 1304 Hijriah. Beliau merupakan anak
ketiga dari lima saudara. KH. Syansuri dan Nyai Mariah adalah orangtua beliau.
Kedua orangtua beliau adalah merupakan orang yang sangat kuat dalam tradisi
keagamaan.
Beliau dikabarkan wafat pada usia 93 tahun, tepatnya pada
tanggal 25 April 1980 di Kabupaten Jombang. Beliau dimakamkan di Komplek Pondok
Pesantren yang beliau dirikannya. Perjalanan
Kyai Bisri Syamsuri sangat panjang sekali selama hidupnya. Banyak pelajaran
hidup yang patut kita ketahui dan teladani.
![]() |
Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri |
Silsilah Pendidikan Dan Keilmuan Dalam Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri
Selama perjalanan hidupnya beliau menjalani banyak sekali
pendidikan yang telah ditempuh. Mulai dari semenjak usia beliau masih kecil
hingga dewasa. Tak henti beragam pendidikan dan keilmuan ditempuhnya. Mulai
dari mencari ilmu didalam negri hingga ke negri sebrang. Berikut adalah sejarah
pendidikan yang telah beliau tempuh selama perjalanan hidupnya.
Pendidikan Selama Perjalanan Kyai Bosri Syamsuri Semasa Kecil
Saat usia beliau 7 tahun, perjalanan Kyai Bisri Syamsuri dimulai dengan mempelajari agama
secara dalam dan teratur. Hal yang pertama yang beliau tuntut adalah
mempelajari ilmu membaca Al-Qur'an beserta ilmu Tajwidnya. Beliau berguru
mengaji kepada KH. Sholeh di Kabupaten Tayu selama kurang lebih tiga tahun.
Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dengan ikut
menuntut ilmu di beberapa pesantren lokak. Pesantren tersebut diantaranya
adalah pesatren KH. Abdul Salam yang berada di Klaten, Jawa Tengah. Tak hanya
di pesantren saja, namun beliau pun belajar kepada KH. Kholil Harun Kasiangan.
Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri ketika menginjak usia 15 tahun mulai meninggalkan
pesantren. Kemudian berguru kepada KH. Kholil Demangan di Madura. Beliau
memantapkan diri mempelajari ilmu Fiqh hingga akhirnya ilmu Fiqh tersebut
menjadi trade mark beliau dikemudian hari. Bertemu KH. Abdul Wahab Hasbullah
yang memberikan wasilah hingga membawanya pergi menyantri di Pondok Pesantren
Tebu Ireng.
Selama 6
tahun lamanya beliau menjadi santri di pesantren tersebut. Bersama KH Hasyim
Asy’ari lah Beliau mempelajari Bergam ilmu Fiqh. Namun, beragam sekali ilmu
baliau dapatkan di Pesantren ini. Hingga akhirnya beliau memutuskan untuk pergi
belajar dan menuntut ilmu di tanah suci Mekkah.
Perjalanan Selama Memperdalam Ilmu Di Mekkah
Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri memperdalam ilmu agama di Mekkah, berguru kepada
ulama-ulama terkemuka. Ulama tersebut adalah Syekh Muhammad Sholeh Bafadlol,
Syekh Abdullah ,Syekh Muhammad Baqir,Syekh Syu’aib DoghestanI, Syekh Ahmad
Khatib Padang, Syekh Ibrahim Al-Madani, Syekh Umar Bajened, Syekh Jamal Maliki,
dan Kiai Mahfudz Termas.
Dalam
perjalanan Kyai Bisri Syamsuri di Mekkah, beliau menikahi adik perempuan Abdul
Wahab Chasbullah. Kepulangannya dari Mekkah, beliau ikut menetap di Pesantren
Tambak Beras yang tak lain adalah pesantren mertuanya. Setelah itu beliau
mendirikan Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang pada tahun 1917.
Dan Beliau merupakan Ulama pertama
pendiri pesantren khusus wanita.
Selama
hidup perjalanan Kyai Bisri Syamsuri telah
dikaruniai 9 orang anak. Salah satu diantaranya adalah Moeshommah, Solichan,
Sholihun. KH. Abdurrahmah Wahid atau kita kenal sebagai Pak Gus Dur dan KH.
Mujib Shohib Bisri merupakan salah satu cucu dari Kyai Bisri Syamsuri.
Karakter
yang melekat pada Kyai Bisri Syamsuri meliputi tiga hal. Karakter tersebut
Yaitu sebagai seorang ahli dan pecinta fiqh, sekaligus seorang politisi,
perintis kesetaraan gender dalam pendidikan di pesantren. Berikut adalah
penjelasan tentang tiga karakter yang melekat pada Kyai Bisri.
Sebagai Seorang Ahli Dan Pecinta Fiqh
Kecintaannya
terhadap Fiqh muncul ketika beliau menyantri kepada KH. Kholil Bangkalan, dan
kecintaan tersebut semakin kuat setelah nyantri di Tebuireng. Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri memang
mengkhususkan untuk memperdalam ilmu Fiqh. Terutama kepada ilmu Literatur Fiqh
lama.
Tak heran
apabila beliau menjadi sangat kukuh terhadap Kaidah ilmu Fiqh. Beliau juga
sangat kukuh terhadap konteksualisasi Fiqh terhadap kehidupan. Meski beliau
memegang ilmu Fiqh yang sangat kukuh dan baik, dalam kehidupan pergaulan beliau
tidak kaku sama sekali. Semua itu dapat dilihat dari upayanya membangun pondok
pesantren yang telah dirintis di Denanyar.
Politisi Yang Sangat Tangguh
Dalam perjalanan Kyai Bisri Syamsuri di dunia
politik dimulai ketika beliau mewakili Masyumi untuk bergabung dengan Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) . Beliau bergabung dan menjadi anggota Dewan
Konstituante. Puncaknya adalah ketika beliau dipercaya menjadi Ketua Majelis
Syuro PPP. Ketika itu NU secara formal tergabung dalam partai berlambang
ka’bah.
Prestasi
beliau yang sangat mengesankan adalah ketika Kyai Bisri Syamsuri berhasil
mendesak disyahkannya UU perkawinan hasil rancangannya bersama dengan ulama NU.
Padahal sebelumnya pemerintah sudah membuat RUU perkawinan ke Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri di dunia politik menjadikan beliau sebagai anggota
konstituante pada tahun 1955. Beliau menjadi anggota konstituante sampai
lembaga teraebut dibubarkan oleh Presiden Soekarna pada tanggal 5 Juli 1959.
Dan pada tahun 1971 resmi menjadi anggota DPR. Jabatan ini beliau emban hingga
akhir hayatnya.
Perintis Kesetaraan Gender
Beliau adalah ulama pertama yang menjungjung
nilai kesetaraan gender. Dan beliau merupakn pendiri pesantren pertama khusus
wanita. Meski saat itu hanya diikuti oleh wanita di desanya saja. Karena pada
masa itu, nilai patrimonial masih sangat kental. Bahkan pada masa ikut, apa
yang dilakukan oleh Kyai Basri dibilang aneh.
Beruntung
sang guru hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang sangat dihormatinya, tidak
menentang terobosan yang dilakukannya. Kalau saja saat itu terobosan perjalanan Kyai Bisri Syamsuri ditentang
oleh sang guru, maka tidak akan terjadi adanya kesetaraan gender. Untuk itu,
tidak berlebihan apabila julukan pejuang kesetaraan gender menjadi milik Kyai
Bisri Syamsuri.
Perjalanan
Beliau ketika masa perjuangan kemerdekaan adalah dengan bergabung menjadi
barisan Sabilillah dan menjabat sebagai Kepala Staf Markas Besar Oelama Djawa
Timoer (MBO-DT). Kantor MBO-DTterletak di belakang pabrik paku Waru, Sidoarjo.
Tak heran apabila beliau mendapat julakan seirang ahli politik ya.
Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri tak hanya dalam bidang politik. Melainkan dalam segala
jenis aspek beloau menonjol. Misalnya saja dalam proses pendirian NU. Beliau
menjadi salah satu Ulama yang menghadiri acara persmian pada tanggal 31 Januari
1926 kota Surabaya.
Itulah
tadi beberapa sejarah perjalanan Kyai
Bisri Syamsuri di dunia politik yang patut kita ketahui dan teladani.Semoga
dengan membaca artikel ini Anda dapat lebih banyak mengenal banyak ulama.
Posting Komentar untuk "Sejarah Perjalanan Kyai Bisri Syamsuri Dalam Dunia Politik"