Ulama Terkenal Dari Jawa Timur, Inilah Kyai Hamid
aldanpost - Ulama Terkenal Dari Jawa Timur, Inilah Kyai Hamid! Saat menggali lebih dalam suatu bidang, maka menemukan nama orang yang berjasa merupakan hal yang sangat wajar. Kami pastikan dari banyaknya nama yang ditemukan ada beberapa nama yang Anda ingat secara jelas. Tentu saja, hal ini dikarenakan nama tersebut yang benar-benar populer. Maka karena itu, tidak menjadi hal yang mengherankan pula bila Anda mengenal nama tokoh ini.
Tokoh yang kami maksud merupakan salah satu tokoh agama yang sangat terkenal pada masanya. Ia menjadi salah satu ulama yang melakukan banyak perjalanan dan menyebarkan keyakinannya. Benar sekali, tokoh ini merupakan salah satu individu yang beragama Islam. Kami pastikan saat ini tidak sedikit yang mulai penasaran dengan nama tokoh ini. Untuk itu, menyimak dan menemukan semua hal yang Anda inginkan merupakan hal yang tepat. simak juga tentang Biografi Gus Dur
![]() |
Kyai Hamid |
Inilah Kyai Hamid Dan Masa Kecilnya
Benar sekali, tokoh
yang lahir di Jawa Tengah ini dikenal dengan nama Kyai Hamid. Meski dikenal dengan nama tersebut, Anda
harus mengetahui bahwa nama tersebut bukanlah namanya yang asli. Hal ini
dikarenakan tokoh yang lahir di Dukuh Sumurkepel ini lahir dengan nama Abdul
Mu'thi. Tokoh ini lahir pada bulan november tanggal 22. Lebih tepatnya, 22
November 1914 M menjadi saat pertama kali tokoh ini melihat dunia.
Latar belakang keluarga
tokoh dengan nama kondang KH Hamid Pasuruan ini memang sangat baik. Hal ini
dapat dibuktikan dengan ayah dari tokoh yang merupakan seorang pendakwah. Tidak
hanya ayahnya saja, ibu dari tokoh ini juga merupakan seseorang pendakwah yang
bermartabat. Maka karena itu, harusnya menjadi hal yang sangat wajar bila
menemukan tokoh dengan Mbah Hamid ini menjadi seseorang yang berjasa dalam
bidang agama di masa depan.
Akan tetapi, masa kecil
dari tokoh ini berbanding terbalik dengan anak yang kalian bayangkan akan diam
dirumah dan belajar. Hal ini dikarenakan tokoh ini cenderung nakal dan sering
membuat mereka yang ada disekitarnya merasa kesal. Lingkungan sekitar yang saat
itu dipenuhi oleh kaum Tionghoa tentunya semakin tidak mendukung dirinya untuk
berbuat nakal. Oleh karena itu, tidak jarang pula tokoh ini didatangi oleh
aparat hindia Belanda.
Pada saat tersebut
terjadi Anda akan menemukan tokoh dengan nama asli Abdul ini bersembunyi di
rumah supirnya. Seringkali juga untuk lolos dari aparat ini, tokoh terkenal
yang ini mengubah penampilannya menjadi perempuan. Dengan demikian, ia akan
selalu lolos dan kembali ke rumah. Akan tetapi, hal ini berhasil membuat orangtuanya
menjadi khawatir akan keamanan dari anaknya.
Oleh karena itu, saat
sudah mulai beranjak remaja, anak dengan nama kecil Bedudul ini dikirimkan ke
pesantren. Lebih tepatnya, saat umur dua belas tahun, ia dikirimkan ke Pondok
Pesantren Termas yang saat itu berada di daerah Pacitan. Sesampainya pada
tempat ini, Kyai Hamid diasuh oleh KH. Dimyathi. Belajar di tempat yang
berkualitas baik dari segi agama ini berhasil membuat tokoh ini belajar lebih
banyak tentang agama.
Hingga pada usianya
yang menginjak lima belas tahun, kakek dari Abdul ini mengajaknya untuk
berangkat haji. Abdul belajar banyak hal saat berhasil sampai di tempat suci
ini. Ia belajar mengenai agama jauh lebih dalam dan berhasil mendapatkan
pencerahan yang sebelumnya hanya samar saja.
Cerita Pernikahan KH. Abdul Hamid
Anda harus tau juga
kalau kisah kyai Hamid sendiri masih ada banyak. Salah satu kisahnya
yang penting adalah kisah pernikahan. Pastinya, ia menikah pada usia 22 tahun
seperti yang semua orang tau. Seorang perempuan bernama Nafisah merupakan
istrinya dari hasil perjodohan. Tentunya, ini sesuai dengan pesan ayahnya pada
saat berhaji.
Peminangan Hamid
sendiri terjadi setelah 12 tahun pembelajarannya di Pesantren Termas Pacitan.
Lalu, saat ia kembali, ia sudah dipinang oleh Kyai Haji Ahmad Qusyairi. Kyai
ini merupakan pamannya yang berasal dari pihak ibu. Pernikahan juga
dilangsungkan pada tanggal 12 bulan September pada tahun 1940.
Untuk lokasi pernikahan
sendiri dilaksanakan pada Masjid Jami. Tentu saja, dasar dari masjid yang
sekarang jauh lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Al-Anwar. Posisi masjid
ini ada di Pasuruan. Sebenarnya, ada kejadian yang terjadi pada saat
pernikahan. Untungnya, berjalan dengan lancar pada akhirnya.
Peristiwa yang terjadi
dan sedikit mendebarkan untuk beberapa orang adalah pernikahan yang terlambat.
Hal ini cukup kacau karena ada beberapa tamu yang harus pamit undur diri tanpa
mengikuti acara yang ada. Keterlambatan terjadi karena rombongan dari pihak
pria tidak kunjung sampai di lokasi. Rombongan pihak pria sendiri sampai di
lokasi pada sore hari, tidak sesuai dengan yang tertera dalam data undangan.
Banyak sekali undangan
yang sudah berkumpul yang tidak jadi menyaksikan prosesi pernikahan Kyai
Hamid. Semua hanya mengikuti acara syukuran saja karena masalah
keterlambatan yang ada. Padahal, saat itu sudah ada banyak undangan yang
berkumpul. Akad yang sempat tertunda tersebut terjadi pada sore hari. Karena
ada banyak sekali undangan yang sudah mengundurkan diri.
Maka, hanya ada
beberapa kerabat saja yang menjadi saksi dari proses akad nikah ini sendiri.
Ternyata, keterlambatan ini juga disebabkan oleh hal yang baik. Ketua
rombongan, Kyai Haji Ma'shum saat itu jauh lebih dulu membawa rombongan untuk
ziarah. Jadi, wajar saja jika mengalami keterlambatan karena ziarah ke makam
wali jauh lebih dulu. Namun, pernikahan tetap berjalan dengan baik.
Setelah pernikahan, ia
dan keluarganya ikut bersama untuk tinggal dalam lingkup keluarga sang istri.
Mereka memutuskan untuk tinggal di Kebonsari. Sayangnya, tempat ini tidak
menjadi tempat yang lama untuk mereka tinggali. Hal ini dikarenakan ayah
Nafisah harus pindah pada tahun 1954 an. Mau tidak mau, karena kepindahan Kyai
Haji Ahmad Qusyairi ke Jember. Maka, ia juga pindah ke tempat lainnya.
Mereka memulai hidup
mandiri yang dapat dikatakan berada dalam kondisi memprihatinkan. Namun,
walaupun semua hal terasa sulit, kyai Hamid sendiri tidak pernah
menyerah. Ia melakukan beragam macam hal untuk menghidupi keluar kecilnya. Ia
juga tidak pernah masalah akan beragam pekerjaan selama masih halal.
Ia juga melakukan banyak hal seperti berdagang sepeda. Tidak hanya itu saja, ia juga menjual kelapa dan kedelai kepada banyak orang. Kedua hal ini cukup dibutuhkan pada saat itu. Selain itu, ia juga meyewa sawah untuk beragam pekerjaan. Tidak berhenti sampai di situ saja. Ada pekerjaan lain yang ia lakukan berupa menjual suku cadang dokar. simak juga tentang Sunan Muria
Semua pekerjaan ini
dapat dikatakan cukup sulit tetapi tetap ia lakukan dengan baik. Beberapa hal
ini perlu Anda ketahui dengan baik untuk mengenal sedikit hal mengenai Kyai Hamid sendiri. Tentunya, tanpa
kisah perjuangannya yang lengkap dan membuat banyak orang termotivasi.
Posting Komentar untuk "Ulama Terkenal Dari Jawa Timur, Inilah Kyai Hamid"